0 %
Jujur, nggak ada orang yang suka dikritik, tapi beberapa orang mau mendengarkan dan menggunakannya untuk keuntungan dirinya sendiri. Nyatanya, kritik bersifat merendahkan atau memotivasi sepenuhnya terserah padamu. Jika kamu menggunakannya untuk mempelajari tentang diri sendiri atau orang lain maka kritik bersifat konstruktif.
Sebaliknya, terlalu memikirkan atau terobsesi dengan feedback dari orang lain akan merusak semangatmu. Untungnya, memiliki kulit tebal dalam menghadapi kritikan bisa dipelajari lewat cara-cara berikut ini.
1. Pahami Tujuan Kritikan
Jangan langsung menganggap semua kritik sebagai serangan terhadap sikap, pribadi maupun hasil kerjamu. Mundur sejenak lalu lihat diri dan situasi seobjektif mungkin. Analisa lagi apa yang disampaikan orang lain lalu review ke dalam diri sendiri. Bila memang tujuan kritikan itu untuk membangun, jangan terus-menerus menepisnya. Hal ini bisa jadi pertimbangan untuk membuat membuat beberapa perubahan baik ke depan.
2. Menyadari Kritikan sebagai Bentuk Kepedulian
Jika seseorang meluangkan waktu untuk mengkritikmu, itu berarti mereka memerhatikan apa yang kamu lakukan. Mereka memberikan opini karena dirimu maupun pekerjaanmu penting bagi mereka dalam beberapa hal kecil atau bahkan yang signifikan.
Kritikan juga bisa menjadi tindakan cinta dari orang lain. Ketika seseorang peduli padamu, mereka akan mencoba untuk melindungimu. Apa yang mungkin dilihat sebagai serangan mungkin sebenarnya adalah upaya mereka untuk membuatmu merasa aman dan bebas dari rasa sakit. Jadikan kritik sebagai dorongan dan terus bergerak maju.
3. Tentukan Seberapa Penting Kritik Tersebut Bagimu
Kamu akan kesulitan menilai seberapa pentingnya kritik jika nggak mendengarnya dengan benar atau kurang mengerti apa yang sebenarnya sedang dibicarakan. Ketika sedang dikritik, dengarkan baik-baik lalu ulangi kembali dan tanyakan detailnya.
Pastikan kamu memahami persis apa yang sedang dibicarakan sehingga akan membuatmu lebih mudah untuk menilai kritik dan tahu cara mengambil tindakan yang tepat. Lanjutkan dengan bertanya pada diri sendiri apakah kritik tersebut ditujukan untuk hasil kerjamu, seberapa penting dampaknya bagimu dan ruang yang diberikan untuk berubah.
4. Tentukan Apa yang Harus Dipelajari
Putuskan apa yang harus dipelajari dari kritik yang dialamatkan padamu. Jika kritik itu valid, gunakan untuk memberikan perspektif yang dapat membantumu meningkatkan kinerja. Sebaliknya, apabial opini dari orang lain itu nggak masuk akal, kurang relevan dan sepele, kamu bisa belajar untuk nggak membuang waktumu yag berharga dan mengenal si pemberi kritik dengan lebih mendalam.
5. Jika Perlu, Lanjutkan dengan Tindakan Tertentu
Kritikan dari seseorang yang penting dan dekat denganmu biasanya membutuhkan tindakan lanjutan untuk mengoreksinya. Jika memutuskan untuk menanggapi kritik dan Anda ingin mempertahankan hubungan dengan si pemberi kritik, beritahukan apa yang telah kamu putuskan untuk membuat perubahan. Jangan lupa untuk melaporkan hasil yang didapat setelah mencoba untuk mengoreksi sikap maupun kinerjamu.
Pada akhirnya, keputusan ada pada dirimu sendiri untuk membiarkan kritik meruntuhkanmu atau menggunakannya untuk membuatmu lebih kuat.